Sejarah Pondok Pesantren Al Munawwir JOGJAKARTA
Santri_RI
Pondok Pesantren Al Munawwir didirikan oleh KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad pada tanggal 15 November 1911 M, sejak awal berdiri dan berkembangnya pondok pesantren ini semula bernama pondok pesantren Krapyak, karena memang terletak di dusun Krapyak. Dan pada tahun 1976-an nama pondok pesantren tersebut ditambah 'Al-Munawwir'. Penambahan nama ini bertujuan untuk mengenang pendirinya yaitu KH. M. Munawwir. Dan Al-Qur'anlah sebagai ciri khas pendidikan di pesantren ini di awal berdirinya.
Pondok pesantren Al-Munawwir adalah salah satu lembaga pendidikan yang dalam khazanah ilmu dunia pesantren dikenal dengan istilah salaf yang hingga saat ini mampu bertahan dan bahkan terus berkembang dalam kiprahnya membangun bangsa dan negara Indonesia. Kemudian pada perkembangan selanjutnya pondok pesantren Al-Munawwir tidak hanya mengkhususkan pendidikannya dalam bidang Al-Qur'an saja, melainkan merambat ke bidang ilmu yang lain, khususnya kitab-kitab kuning (kutubussalafu assholih) yang kemudian disusul dengan penerapan sistem madrasah (klasikal) yang melahirkan lembaga- lembaga pendidikan, diantaranya:
> Madrasah Salafiyah (I, II, III, IV dan V)
> Al-Ma'had al-'Aly
> Madrasah Diniyah
> Madrasah Huffadh (I dan II)
> Majlis Ta'lim dan Majlis Masyayikh
Pendidikan adalah suatu proses komprehensif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses itu memerlukan pengasahan kesatuan tiga aspek pendidikan baik kognisi, efeksi, dan psikomotorik, sehingga mampu menghasilkan (out put) SDM yang berkualitas, propesional, terampil, mandiri, yang dilandasi iman dan taqwa, sehingga dapat membentuk kesatuan antara kemampuaan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) dan keunggulan moralitas (akhlakul karimah). Berangkat dari hal itu pada pertengahan tahun 2004 PP Al-Munawwir bekerjasama dengan SMK Ma'arif I Kretek Bantul membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) program khusus dengan jurusan mekanik otomotif.
Pertumbuhan Al-Munawwir dari masa ke masa dapat dilihat pada periodesasi kepengasuhan pondok pesantren ini, yakni:
> Periode KH. Muhammad Munawwir (1910-1942 M)
> Periode KH. Abdullah Affandi Munawwir dan KH. R. Abdul Qodir Munawwir (1941-1968 M)
> Periode KH. Ali Maksum (1968-1989 M)
> Periode KH. Zainal Abidin Munawwir (1989-2014)
> Periode KH. Muhammad Najib Abdul Qodir (2014 - sekarang)
MASA KH. MUHAMMAD MUNAWWIR
Daerah krapyak semula di kenal dengan daerah yang cukup rawan. Selain daerahnya yang penuh dengan semak semak dan belantara, masyarakatnya masih sedikit yang memeluk dan melaksanakan agama islam, kebanyakan mereka adalah kaum abangan. Namun demikian dengan berdirinya pesantren dan terdengarnya suara alunan ayat- ayat suci al qur'an setiap hari seakan mengajak orang orang disekitarnya untuk menuju ke arah jalan yang terang dan lurus ( agama islam ). Oleh karena itu KH Muhammad Munawwir terus berusaha mengembangkan lembaga pendidikan pesantren yang tengah dirintisnya.
Pendidikan dan pengajaran pada masa KH Muhammad Munawwir tetap menekankan pada bidang al quran. Hal ini sesuai dengan keahlian beliau yang mumpuni dalam bidang ini. Meskipun demikian, pendidikan lainnya seperti kitab kuning tetap diadakan hanya saja sebagai penyempurna/ pelengkap.
Materi dan metode pendidikan dan pengajaran al quran pada masa ini, langsung diasuh oleh KH Muhammad Munawwir. Materi yang disampaikan kepada santri ada dua jenis, yaitu:
1. Santri yang mengaji Al-Quran dengan cara membaca mushaf disebut bin nadzor.
2. Santri yang mengaji dengan menghafalkan mushaf disebut bil ghoib.
Dalam pengajarannya, KH Muhammad Munawwir memakai metode mushafahah, yaitu santri membaca al-Quran satu persatu di hadapan beliau, dan jika terjadi kesalahan membca beliau langsung membenarkannya, kemudian santri langsung mengikuti. Jadi diantara keduanya saling menyaksikan secara langsung.
MASA KH. ABDULLAH AFFANDI DAN KH. R. ABDULQODIR
Pada tanggal 6 juni 1942 M, bertepatan dengan hari jum'at beliau KH. M. Munawwir menghembuskan nafas terakhir setelah lama menderita sakit, setelah selama 33 tahun KH. M. Munawwir mengasuh dan mengajar santrinya dengan penuh kesabaran dan bertawakal kepada Allah SWT.
Kemudian setelah wafatnya beliau secara berturut-turut perjuangan pondok pesantren dipimpin oleh KH. Abdullah Affandi Munawwir dan KH. Abdul Qodir Munawwir. Pendidikan dan pengajaran Al-Quran dikelompokan dalam satu wadah yang kemudian dinamakan Madrasah Huffadh, yang didirikan oleh KH. R. Abdul Qodir dengan dibantu oleh para menantu beliau, dan didukung oleh keluarga besar Al-Munawwir pada tahun 1955 M. Sedangkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dipercayakan kepada KH. Ali Maksum.
MASA KH. ALI MAKSUM
Pada periode ini, pondok pesantren Al-Munawwir mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dalam menangani pondok pesantren ini beliau dibantu oleh adik-adik ipar beliau serta para santri senior. Periode ini tetap berlangsng sebagaimana biasanya, untuk santri laki-laki pelaksanaan pengajian diselenggarakan di aula AB yang dipimpin oleh KH. Ahmad Munawwir. Sedangkan untuk putri berada di komplek Nurussalam yamg dipimpin oleh Nyai Hj. Hasyimah Ali Maksum.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning mulai berkembang sehingga pengajaran yang bersifat klasikal bertambah, yaitu:
> Madrasah Tsanawiyah 3 tahun untuk putra (1978 M.)
> Madrasah Aliyah 3 tahun untuk putra (1978 M.)
> Madrasah Tahassus Bahasa Arab dan Syari'ah
> Madrasah Tsanawiyyah untuk putri (1987 M.)
> Madrasah Aliyah untuk putri (1987 M.)
Kemudian terbentuk juga Majlis Ta'lim yang diselenggarakan oleh pesantren Al-Munawwir pada periode ini dan menjadi cikal bakal berdirinya Al-Ma'had Al-'Aly Al-Munawwir.
MASA KH. ZAINAL ABIDIN MUNAWWIR
Pada periode ini pondok pesantren Al-Munawwir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Di samping jumlah santri semakin bertambah, dinamika intern juga menunjukkan suatu kemajuan dengan tetap berpedoman pada tradisi salaf. Sebagaimana berhasil didirikannya lembaga-lembaga pendidikan yaitu: Madrasah Huffadz I dan II, Madrasah Salafiyah I-V, perguruan tinggi ilmu salaf Al-Ma'had Al-'Aly, Majlis Ta'lim dan Majlis Masyayikh.
Dalam mengelola dan mengembangkan pondok pesantren Al-Munawwir, KH. Zainal Abidin dibantu oleh kakak, adik, dan keponakan keponakan beliau dengan menangani pendidikan sendiri-sendiri, yaitu:
> KH. Zaini Munawwir (Al Quran)
> KH. Dalhar Munawwir (kitab dan Madrasah)
> KH. Ahmad Warson Munawwir (kitab dan Madrasah)
> KH. Ahmad Munawwir (Al Quran)
> KH. R. M. Najib 'Abdul Qodir (Al Quran)
> KH. Masyhuri Aly Umar (kitab dan Madrasah)
> KH. Abdul Hafidz Abdul Qodir (Al Quran)
MASA KH. R. MUHAMMAD NAJIB
Setelah ditinggal oleh KH. Zainal Abidin Munawwir pada 16 Februari 2014, kepengasuhan pesantren resmi diamanahkan kepada generasi cucu. Musyawarah dzurriyah KH. Muhammad Munawwir digelar setelah Shalat Jumat, 28 Maret 2014 di ndalem Ibu Ny. Hj. Ida Fatimah Zainal. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan bahwa KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir didaulat memimpin kepengasuhan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.
> KH. R. Abdul Hafidh Abdul Qodir
> Drs. KH. Muhtarom Busyro
> KH. Fairuzi Afiq Dalhar, S.Pd.I.
> KH. Fairuz Zabadi Warson
> KH. Munawwar Ahmad
> KH. R. Chaidar Muhaimin Afandi
> Dr. KH. Hilmy Muhammad Hasbullah.
0 komentar:
Posting Komentar